Quiet Quitting: Fenomena Karyawan Milenial dan Implikasinya bagi Dunia Kerja

tulus

|

16 April, 2025

Bagikan artikel ini

Icon Facebook

Icon Twitter

nusawork-Quiet Quitting- Fenomena Karyawan Milenial dan Implikasinya bagi Dunia Kerja

Istilah "quiet quitting" telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir, memicu perdebatan sengit di kalangan pekerja, manajer, dan ahli bisnis. Fenomena ini menggambarkan perubahan sikap karyawan yang semakin mengutamakan keseimbangan hidup kerja dan menolak untuk melakukan pekerjaan di luar deskripsi pekerjaan mereka. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai pengertian, penyebab, dampak, dan implikasi dari quiet quitting bagi dunia kerja.

Memahami Quiet Quitting

Quiet quitting bukanlah tindakan berhenti bekerja secara fisik, melainkan suatu perubahan sikap di mana karyawan memilih untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam kontrak kerja mereka. Mereka tidak lagi melakukan pekerjaan tambahan atau lembur tanpa kompensasi yang memadai.

Penyebab Munculnya Quiet Quitting

Beberapa faktor yang berkontribusi pada munculnya fenomena quiet quitting antara lain:

  • Ketidakseimbangan antara beban kerja dan kompensasi: Banyak karyawan merasa beban kerja mereka terlalu berat dibandingkan dengan gaji yang mereka terima.
  • Kurangnya pengakuan dan apresiasi: Karyawan merasa bahwa kontribusi mereka tidak diakui atau dihargai oleh perusahaan.
  • Burnout: Stres kerja yang berkepanjangan dapat menyebabkan burnout, sehingga karyawan merasa perlu untuk membatasi diri.
  • Perubahan nilai kerja: Generasi milenial dan Gen Z cenderung lebih memprioritaskan keseimbangan hidup kerja dibandingkan generasi sebelumnya.

Dampak Quiet Quitting

Quiet quitting memiliki dampak yang kompleks dan beragam, baik bagi karyawan maupun perusahaan.

  • Dampak Positif:
    • Meningkatkan keseimbangan hidup kerja: Karyawan dapat memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga, hobi, dan pengembangan diri.
    • Mencegah burnout: Dengan membatasi beban kerja, karyawan dapat menghindari kelelahan fisik dan mental.
    • Meningkatkan kepuasan kerja: Karyawan merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka karena beban kerja yang lebih seimbang.
  • Dampak Negatif:
    • Penurunan produktivitas: Jika dilakukan secara berlebihan, quiet quitting dapat mengurangi produktivitas tim.
    • Kerugian finansial: Perusahaan dapat mengalami kerugian finansial jika produktivitas menurun.
    • Meningkatnya pergantian karyawan: Karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaan mereka mungkin akan mencari pekerjaan lain.

Strategi Mengatasi Quiet Quitting

Untuk mengatasi fenomena quiet quitting, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah proaktif, seperti:

  • Melakukan survei kepuasan karyawan: Identifikasi masalah yang mendasari sikap quiet quitting.
  • Meningkatkan komunikasi: Buka saluran komunikasi yang efektif antara manajemen dan karyawan.
  • Memberikan pengakuan dan apresiasi: Apresiasi kinerja karyawan secara teratur.
  • Menawarkan program pengembangan karir: Berikan peluang bagi karyawan untuk mengembangkan diri.
  • Menciptakan budaya kerja yang positif: Bangun lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan hidup kerja.

Quiet quitting merupakan fenomena yang kompleks dengan berbagai faktor penyebab dan dampak. Meskipun memiliki sisi positif, fenomena ini juga dapat berdampak negatif pada produktivitas perusahaan. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan dan budaya kerja mereka, serta melibatkan karyawan dalam mencari solusi.

Artikel Terkait

Kerja Fleksibel: Menggabungkan Remote dan Coworking Space

Dunia HR

Kerja Fleksibel: Kombinasi Kerja Remote dan Coworking Space

Dunia kerja terus berubah. Model kantor tradisional sudah tidak lagi jadi satu-satunya pilihan. Kini, ada dua konsep utama yang populer: kerja remote dan coworking space. Keduanya sering dianggap terpisah. Padahal, kombinasi keduanya bisa menjadi solusi terbaik. Kerja Remote: Bebas, Tapi Penuh Tantangan Kerja remote memberikan kebebasan. Karyawan tidak terikat lokasi. Mereka bisa bekerja dari rumah atau mana pun. Manfaatnya jelas….

Baca:  Panduan Memilih Aplikasi HR yang Tepat
nusawork
|
06 September, 2025
Mengelola Produktivitas Karyawan di Tengah Aksi Demonstrasi Massa

Dunia HR

Mengelola Produktivitas Karyawan Saat Demonstrasi Massa Terjadi

Demonstrasi atau unjuk rasa yang sedang berlangsung bisa memengaruhi operasional bisnis dan produktivitas karyawan. Sebagai manajer Sumber Daya Manusia (SDM) atau divisi Human Resources (HR), tantangan utama adalah memastikan karyawan tetap aman, namun pekerjaan juga tetap bisa diselesaikan. Lalu, bagaimana tips mengelola produktivitas karyawan saat demonstrasi sedang terjadi? Tips Mengelola Produktivitas Karyawan Saat Demonstrasi Massa 1. Komunikasi yang Jelas dan…

Baca:  Pentingnya Mengambil Cuti Buat Karyawan, Berikut Bahasannya
nusawork
|
30 August, 2025
Pengembangan Keterampilan (Upskilling & Reskilling) untuk Masa Depan Pekerjaan

Dunia HR

Pengembangan Keterampilan (Upskilling & Reskilling) untuk Masa Depan Pekerjaan

Pentingnya pengembangan keterampilan melalui upskilling dan reskilling menjadi sangat krusial di tengah disrupsi teknologi dan perubahan lanskap bisnis yang terjadi begitu cepat. Kemampuan beradaptasi menjadi kunci utama untuk bertahan dan berkembang dalam dunia kerja. Saat ini, memiliki gelar sarjana atau pengalaman kerja bertahun-tahun saja tidak lagi cukup. Era modern menuntut setiap individu untuk terus belajar. Upskilling: Mengasah Keahlian dalam Proses…

Baca:  Aktivitas Tim Building untuk Memperkuat Hubungan Antar Karyawan
nusawork
|
11 August, 2025
nusawork

Siap untuk kerja lebih produktif dengan Nusawork?

Optimalkan administrasi HR perusahaan Anda dan tingkatkan produktivitas karyawan dengan sistem HR terintegrasi.