Sebagai seorang HR, memahami perbedaan antara employee attrition dan turnover adalah hal yang krusial dalam mengelola sumber daya manusia dengan efektif. Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian, namun sebenarnya memiliki arti dan implikasi yang berbeda bagi perusahaan. Dengan memahami perbedaan ini, Anda dapat merancang strategi yang lebih baik untuk mempertahankan karyawan dan meningkatkan stabilitas organisasi.
Apa itu Employee Attrition?
Employee attrition adalah ukuran yang menunjukkan jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dan tidak digantikan oleh karyawan baru. Dalam kasus ini, posisi yang ditinggalkan bisa saja dibiarkan kosong, digabung dengan posisi lain, atau bahkan dihilangkan sepenuhnya. Attrition biasanya mengarah pada pengurangan jumlah total karyawan dalam perusahaan.
Ada beberapa bentuk employee attrition yang umum terjadi:
- Involuntary Attrition: Terjadi ketika perusahaan mengurangi jumlah karyawan untuk mengurangi biaya, misalnya melalui pemutusan hubungan kerja (PHK) atau eliminasi posisi.
- Voluntary Attrition: Terjadi ketika karyawan secara sukarela meninggalkan perusahaan, seperti karena menerima pekerjaan baru, pindah lokasi, atau pensiun.
- Retirement Attrition: Terjadi ketika sejumlah besar karyawan pensiun pada waktu yang bersamaan, meninggalkan posisi-posisi yang tidak segera diisi kembali.
Tingkat attrition yang tinggi dapat menjadi masalah bagi perusahaan, terutama jika tidak dikendalikan, karena dapat mengakibatkan penurunan produktivitas dan peningkatan biaya penggantian karyawan.
Apa itu Employee Turnover?
Employee turnover mengacu pada jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam periode tertentu, biasanya dalam satu tahun, dan kemudian digantikan oleh karyawan baru. Turnover bisa terjadi di seluruh perusahaan atau dalam departemen tertentu, serta dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
- Voluntary Turnover: Ketika karyawan secara sukarela memilih untuk meninggalkan perusahaan, misalnya karena mendapatkan tawaran pekerjaan yang lebih baik atau merasa tidak puas dengan lingkungan kerja.
- Involuntary Turnover: Ketika perusahaan memutuskan untuk memberhentikan karyawan karena berbagai alasan, seperti kinerja yang buruk atau pelanggaran kebijakan perusahaan.
Turnover dapat menjadi indikator penting untuk mengevaluasi kesehatan perusahaan. Tingkat turnover yang tinggi bisa menunjukkan masalah dalam retensi karyawan dan bisa berdampak negatif pada reputasi perusahaan serta efisiensi operasional.
5 Perbedaan Employee Attrition dan Employee Turnover
Employee attrition dan turnover sering kali dianggap serupa, padahal keduanya memiliki perbedaan yang signifikan yang dapat memengaruhi strategi manajemen sumber daya manusia.
Memahami perbedaan-perbedaan ini penting untuk mengembangkan pendekatan yang tepat dalam mempertahankan karyawan dan mengelola perubahan dalam tenaga kerja. Berikut adalah lima perbedaan utama antara employee attrition dan turnover yang perlu Anda ketahui untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan.
Fitur | Employee Attrition | Employee Turnover |
Pengisian Posisi | Posisi yang ditinggalkan biasanya tidak diisi kembali. | Posisi yang ditinggalkan diisi dengan karyawan baru. |
Dampak pada Jumlah Karyawan | Mengurangi jumlah total karyawan dalam perusahaan. | Tidak mempengaruhi jumlah total karyawan. |
Niat Perusahaan | Perusahaan memilih untuk tidak menggantikan karyawan. | Perusahaan berusaha mencari pengganti karyawan. |
Jenis Karyawan Keluar | Lebih sering terkait pensiun atau pengurangan sukarela. | Bisa karena alasan sukarela maupun tidak sukarela. |
Strategi Penanganan | Merencanakan pengurangan karyawan secara strategis. | Fokus pada retensi dan rekrutmen. |
Memahami perbedaan antara employee attrition dan turnover membantu perusahaan dalam merancang strategi yang lebih efektif untuk mengelola tenaga kerja. Dengan meminimalkan tingkat turnover dan attrition yang tidak terkendali, perusahaan dapat meningkatkan stabilitas, efisiensi, dan kepuasan karyawan secara keseluruhan. Sebagai HR, penting untuk memantau dan menganalisis kedua metrik ini secara berkala untuk memastikan perusahaan dapat berkembang dengan baik.