Sudah Mau Lebaran Nih, Gimana Sih Cara Hitung THR?

sheila

|

20 March, 2024

Bagikan artikel ini

Icon Facebook

Icon Twitter

THR merupakan salah satu bentuk tunjangan yang paling dinantikan oleh para karyawan setiap tahunnya. Bagaimana cara hitungnya?

THR

Sumber : InsertLive

Makin dekat dengan Ramadan, makin dekat pula waktu perusahaan untuk mulai menghitung Tunjangan Hari Raya atau THR bagi para karyawan. Bagi karyawan sendiri, THR memang menjadi salah satu momen yang sangat ditunggu. Sudah pasti, tak sedikit karyawan yang penasaran dan ingin tahu bagaimana cara menghitung tunjangan satu ini.

Memang benar, perusahaan wajib memberikan THR kepada setiap karyawan. Sebagian besar perusahaan akan memberi tunjangan ini mendekati perayaan Idulfitri atau Lebaran. Akan tetapi, jumlah yang didapatkan setiap karyawan tidak sama. Lantas, apakah besar THR memang sama ataukah ada metode perhitungannya?

Sumber : BeritaSatu

Sekilas tentang THR

Jadi, THR adalah hak setiap karyawan yang harus diberikan oleh perusahaan dalam bentuk uang menjelang hari raya. Pemberian ini bersifat wajib dan telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2016 yang Membahas Mengenai Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Buruh atau Pekerja di Perusahaan.

Seperti disebutkan dalam Pasal 2 UU No. 16 Tahun 2016 tersebut, para pemilik usaha maupun perusahaan haruslah membayarkan THR Keagamaan kepada setiap karyawan dengan masa kerja sekurangnya selama satu bulan atau lebih secara kontinyu. Aturan ini juga tidak berbeda untuk setiap status para karyawan, apakah kontrak, paruh waktu, atau karyawan tetap.

Berapa Besaran THR?

Sementara itu, peraturan tentang besar THR untuk para karyawan telah diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2016 Pasal 3 ayat 1 yang Membahas Tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Buruh atau Pekerja di Perusahaan. Dalam aturan itu, dijelaskan bahwa besar THR untuk karyawan yaitu:

  • Karyawan dengan masa kerja selama 12 bulan atau lebih secara kontinyu berhak untuk mendapatkan satu bulan upah.
  • Karyawan dengan masa kerja 1 bulan tetapi belum sampai 12 bulan secara kontinyu berhak mendapat upah dengan perhitungan proporsional yang sesuai dengan masa kerja atau melalui perhitungan pro rata.

Selain aturan tersebut, perusahaan juga perlu teliti dan cermat dalam menganalisis aturan dan penjelasan yang tertulis dalam Permenaker Nomor 6 Tahun 2016 tersebut. Regulasi ini menerangkan bahwa jika perusahaan punya perjanjian kerja, termasuk Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Peraturan Perusahaan (PP), dan bentuk perjanjian lainnya yang mengatur upah THR dengan nominal yang lebih besar ketimbang satu bulan upah, maka aturan yang berlaku dan harus mengikuti aturan yang nominalnya lebih tinggi.

Cara Menghitung THR

Lantas, apakah setiap karyawan punya besar THR yang sama antara satu dengan lainnya? Ternyata, tidak. Sebab, besar THR ditentukan dari upah atau gaji bulanan yang didapatkan oleh karyawan, berikut tunjangannya. Hal ini juga telah diatur dalam Permenaker Nomor 6 Tahun 2016 Pasal 3 ayat 1:

  • Karyawan yang memiliki masa kerja selama 12 bulan atau lebih secara kontinyu akan mendapatkan THR sebesar satu bulan upah.
  • Karyawan yang memiliki masa kerja satu bulan dan kurang dari 12 bulan secara kontinyu mendapatkan THR dengan perhitungan prorata, yaitu masa kerja dibagi dengan 12 dan dikali dengan 1 bulan upah.

Peraturan ini menunjukkan besar THR minimal yang nanti diterima oleh karyawan. Jadi, tidak masalah jika selanjutnya perusahaan menerapkan perhitungan yang lebih tinggi hasilnya. Lalu, bagaimana cara menghitung THR?

Misalnya, seorang karyawan telah bekerja selama 7 tahun di perusahaan dan memiliki upah serta tunjangan yang belum dikenakan potongan sebesar Rp9 juta per bulan. Namun, setelah pemotongan, upah bulanan yang didapat menjadi Rp8,5 juta. Maka, besar THR yang didapatkan sama dengan upah sebelum pemotongan, yaitu Rp9 juta.

Sementara itu, misalnya seorang karyawan baru bekerja selama 3 bulan di perusahaan dengan upah bersih Rp7 juta dan upah kotor Rp7,5 juta. Maka, perhitungan THR-nya adalah 3/12 x Rp7,5 juta, yaitu Rp1.875.000.

Demikian tadi cara menghitung THR yang harus diketahui oleh perusahaan. Sekarang, menghitung gaji dan THR sudah tidak sulit dengan adanya software dan aplikasi HR seperti Nusawork. Melalui software ini, perusahaan akan lebih mudah untuk mengelola data karyawan, menghitung gaji dan upah lainnya, serta menghitung besar potongan pajak dan BPJS. Selain itu, software HR juga memudahkan tim Finance dalam membuat laporan dan pembukuan. Software ini juga bisa digunakan untuk perusahaan dalam bidang apa saja, mulai dari manufaktur, retail, hingga perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan yang memberlakukan sistem kerja shift.

Artikel Terkait

nusawork-Attrition vs Turnover, Panduan Efektif HR Kelola Retensi Karyawan

Blog

Membedah Attrition vs Turnover, Panduan Efektif HR Kelola Retensi Karyawan

Sebagai seorang HR, memahami perbedaan antara employee attrition dan turnover adalah hal yang krusial dalam mengelola sumber daya manusia dengan efektif. Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian, namun sebenarnya memiliki arti dan implikasi yang berbeda bagi perusahaan. Dengan memahami perbedaan ini, Anda dapat merancang strategi yang lebih baik untuk mempertahankan karyawan dan meningkatkan stabilitas organisasi. Apa itu Employee Attrition?…

tulus
|
15 April, 2025
nusawork-ump-2025

Blog

Daftar Lengkap Terupdate UMP di Indonesia Tahun 2025

UMP dan UMR Sering sekali menjadi topik hangat di dunia kerja Indonesia, terutama terkait dengan pembahasan upah minimum. Keduanya merupakan standar upah yang ditetapkan oleh pemerintah, namun memiliki perbedaan mendasar yang perlu dipahami oleh para pekerja maupun pengusaha. UMP, atau Upah Minimum Provinsi, adalah standar upah minimum yang berlaku di seluruh wilayah provinsi. Penetapan UMP ini dilakukan oleh gubernur dan…

tulus
|
11 February, 2025
nusawork individualisme vs kolektivisme

Blog

Individualisme vs. Kolektivisme: Menavigasi Perbedaan Budaya di Tempat Kerja

Perbedaan budaya dapat berdampak signifikan terhadap dinamika tempat kerja dan perilaku karyawan. Dua dimensi budaya yang menonjol, individualisme dan kolektivisme, membentuk cara individu mendekati pekerjaan, hubungan, dan pengambilan keputusan. Memahami nuansa budaya ini sangat penting untuk kepemimpinan dan manajemen yang efektif, khususnya di organisasi yang beragam. Pengertian Individualisme dan Kolektivisme Individualisme menekankan pencapaian pribadi, kemandirian, dan kemandirian. Dalam budaya individualistis,…

Alya
|
06 February, 2025
nusawork

Siap untuk kerja lebih produktif dengan Nusawork?

Optimalkan administrasi HR perusahaan Anda dan tingkatkan produktivitas karyawan dengan sistem HR terintegrasi.