Capek dalam bekerja bisa dialami oleh semua orang. Namun, jika rasa lelah fisik karena kerja itu dibarengi dengan kelelahan emosional hingga menyebabkan produktivitasmu menurun, bisa jadi kamu mengalami burnout. Apa itu burnout dan bagaimana cara mengatasinya? Simak dalam ulasan berikut!
Apa itu Burnout?

Sumber : Univ Bakrie
Burnout merupakan salah satu bentuk stres yang berkaitan dengan pekerjaan. Kondisi ini juga dikenal sebagai job burnout atau occupational burnout. Menurut kamus psikologi American Psychological Association (APA), burnout adalah suatu kondisi ketika kamu merasa lelah secara fisik, emosional, dan mental dalam menghadapi pekerjaan.
Rasa lelah akibat pekerjaan yang dibiarkan berlarut-larut ini kemudian memicu stres, membuat kamu kehabisan energi dan merasa tidak mampu menyelesaikan pekerjaan. Dampaknya, kamu mengalami penurunan produktivitas, kehilangan motivasi kerja, mudah marah, dan kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain.
Berdasarkan penjabaran pengertian di atas, maka gejala dan ciri-ciri burnout dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok berikut:
Gejala yang terlihat dari kondisi fisik
Gejala burnout yang tampak dari kondisi fisik, antara lain:
- Merasa mudah lelah, lemas, dan kehabisan energi.
- Merasa buntu saat menyelesaikan pekerjaan.
- Sering mengalami sakit kepala, nyeri otot, dan sakit perut atau masalah pencernaan lainnya.
- Kehilangan nafsu makan dan mengalami gangguan tidur.
Gejala yang memengaruhi emosional
Seseorang yang sedang burnout biasanya juga akan menunjukkan gejala emosional berikut:
- Menjadi pribadi yang sinis, sensitif, dan mudah marah, terlebih jika disinggung masalah pekerjaan,
- Menarik diri dari lingkungan dan rekan kerjanya.
- Merasa gagal dan berujung pada meragukan kemampuan sendiri.
- Merasa tidak ada yang peduli dan membantunya dalam masalah pekerjaan.
- Kehilangan minat atau motivasi bekerja
Gejala yang memengaruhi kebiasaan
Gejala emosional yang dirasakan penderita burnout akan memengaruhi kebiasaannya juga. Berikut contohnya:
- Jadi suka menunda-nunda pekerjaan.
- Produktivitas dan kinerja menurun.
- Sulit konsentrasi saat bekerja.
- Makan berlebihan, konsumsi obat penenang tanpa anjuran dokter, dan minum minuman beralkohol.
Perlu diingat, burnout tidak terjadi hanya dalam semalam. Umumnya, gejala-gejala ringan akan muncul secara bertahap. Kondisi ini kemudian menjadi serius dan memburuk seiring berjalannya waktu karena terus-terusan diabaikan. Oleh karena itu, kamu harus peka pada setiap perubahan yang terjadi dalam dirimu.
Tips Mengatasi Burnout

Sumber : CNN
Burnout dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental jika tidak diatasi dengan baik. Oleh karena itu, jika kamu merasakan gejala atau ciri-ciri burnout, segera lakukan langkah-langkah penanganan berikut ini:
1. Buat skala prioritas
Buatlah prioritas dari pekerjaan yang penting ke kurang penting. Dengan demikian, kamu tahu mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
2. Turunkan ekspektasi dan berikan apresiasi pada diri sendiri
Saatnya berpikir realistis dan menurunkan ekspektasi pada diri sendiri. Dengan demikian, rasa tertekan atau stres terhadap pekerjaan berkurang dan kamu jadi bisa lebih menghargai diri sendiri. Selain itu, jangan lupa berikan apresiasi pada diri sendiri atas apa pun pencapaianmu. Sayangi dirimu lebih dari apa pun di dunia ini.
3. Ubah gaya hidup
Ubah gaya hidupmu agar lebih sehat dengan cara mengonsumsi makanan sehat, perbanyak minum air putih, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Kerjakan pekerjaanmu hanya pada jam kerja dan gunakan waktu istirahatmu untuk benar-benar beristirahat tanpa memikirkan pekerjaan.
Kamu tidak harus terus-terusan bekerja. Ada kalanya kamu mengambil cuti sejenak, berhenti memikirkan tentang pekerjaan, dan mencoba hobi baru atau pergi liburan agar pikiran kamu kembali segar.
4. Konsultasi dengan orang lain
Ceritakan masalahmu pada orang lain untuk membuatmu lega dan mendapatkan solusi. Namun, jika kamu merasa itu tidak cukup membantu, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan psikolog untuk membantumu mengatasi kecemasan, stres, dan depresi akibat pekerjaan.
Upaya untuk mengatasi burnout tidak hanya bisa dilakukan oleh karyawan yang sedang mengalami masalah tersebut. Namun, perusahaan bisa membantu. Umumnya, salah satu penyebab burnout adalah tekanan dan distraksi dalam pekerjaan. Oleh karena itu, perusahaan bisa mengurangi tekanan dan distraksi tersebut dengan menggunakan software yang membantu efisiensi kegiatan operasional.
Salah satunya, perusahaan bisa menggunakan Nusawork, aplikasi web dan mobile yang membantu mengelola kehadiran dan manajemen karyawan. Dengan Nusawork, kegiatan operasional karyawan jadi lebih efisien karena bisa dilakukan secara online. Jadi, karyawan bisa fokus kerja tanpa distraksi sehingga risiko burnout bisa dikurangi.Saatnya beralih ke Nusawork. Sebagai solusi administrasi dengan software HR yang sudah terdigitalisasi dan terotomasi, kami akan memastikan proses pencatatan kehadiran online yang lebih mudah dan praktis, Optimasi perhitungan payroll dan fitur lengkap lainnya untuk bisnismu. Cek fitur lengkap Nusawork di sini.