Tingkat turnover di perusahaan Anda tinggi? Di mana karyawan yang baru bergabung sebentar, sudah memutuskan untuk ajukan resign lagi.
Hmm kalau begini, tim HR di perusahaan Anda terpaksa harus merekrut karyawan baru lagi, untuk mengganti posisi yang kosong. Capek nggak sih?
Nah, kalau durasi kerjanya terhitung lama, mungkin wajar! Tapi, kalau baru satu atau dua bulan sudah resign, sepertinya ada yang salah dengan sistem manajemen karyawan Anda. Lantas, bagaimana atasi tingkat turnover yang tinggi?
Apa Itu Turnover?
Sebelumnya, mari simak dulu pengertian dari turnover itu sendiri. Jika mengacu pada sebuah organisasi bisnis di perusahaan “turnover" suatu proses masuk dan keluarnya karyawan dari suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu.
Ini mencakup karyawan yang meninggalkan perusahaan (keluar) dan karyawan baru yang direkrut untuk mengisi posisi yang ditinggalkan (masuk). Namun, dalam pengertian yang lebih luas, turnover karyawan mengacu pada tingkat perputaran karyawan dalam perusahaan.
Penyebab Tingkat Turnover Karyawan Tinggi di Perusahaan
Bukan hanya karena gaji kecil, tingkat turnover karyawan yang tinggi, juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Berikut beberapa penyebab umum turnover tinggi, diantaranya:
1. Kepuasan kerja rendah
Pertama, kepuasan kerja karyawan di perusahaan tersebut rendah. Adapun kepuasan kerja tersebut, berasal dari berbagai faktor, seperti:
- Gaji yang rendah
- Kurangnya penghargaan atau pengakuan
- Kurangnya kesempatan pengembangan karir
- Lingkungan kerja yang tidak menyenangkan
- Lokasi kantor yang jauh
- Tidak hybrid (pasca Covid-19)
2. Kurangnya kesempatan pengembangan
Penyebab yang kedua adalah kurangnya kesempatan bagi karyawan yang ingin berkembang. Di mana perusahaan tidak memberikan fasilitas pengembangan atau pelatihan, hingga peluang peningkatan karir (kenaikan jabatan) kepada karyawannya, untuk membuka jenjang karir mereka.
3. Ketidakcocokan budaya perusahaan
Gaji boleh besar, tapi kalau karyawan tidak cocok dengan nilai-nilai, norma, atau budaya perusahaan, mereka mungkin merasa tidak nyaman. Segitu, gajinya besar, bagaimana kalau gajinya kecil? Mungkin mereka akan semakin merasa tertekan.
Bahkan, tidak sedikit karyawan yang berusaha untuk mencari pekerjaan, yang sebisa mungkin memiliki budaya yang lebih sejalan dengan nilai-nilai dan preferensi mereka.
4. Konflik dengan manajemen atau rekan kerja
Kantor, saat ini sudah seperti rumah kedua bagi para karyawan. Bagaimana tidak? Setiap harinya, karyawan harus datang ke kantor pagi-pagi, dan pulang malam hari.
Tidak hanya bekerja, mereka pastinya juga akan bertemu dengan rekan kerja, atasan, klien, dan orang-orang yang berada di lingkungan perusahaan tersebut. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua karyawan memiliki kecocokan hubungan kerja.
Pasalnya, ketidakcocokan atau konflik interpersonal dengan manajemen atau rekan kerja, dapat menjadi faktor penting dalam keputusan seorang karyawan untuk meninggalkan perusahaan.
Buat apa, karyawan bertahan jika berada dalam lingkungan kerja yang tidak mendukung, manajemen yang buruk, atau konflik yang tidak terselesaikan? Karena hal tersebut, dapat mempengaruhi kepuasan dan retensi karyawan.
5. Ketidakseimbangan kerja dan kehidupan pribadi
Tidak sedikit karyawan zaman sekarang, yang mencari keseimbangan kerja atau work life balance. Artinya, semua hal di dalam kehidupan kerja mereka, harus seimbang.
Jika tidak, mungkin karyawan akan lebih cepat merasa lelah, stres, hingga depresi. Contoh ketidakseimbangan kerja adalah seperti:
- Tuntutan kerja yang berlebihan
- Jadwal yang tidak fleksibel
- Kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
- Lingkungan yang tidak mendukung
- Pendapatan yang tidak mencukupi dll
6. Perubahan organisasi
Penyebab turnover tinggi yang terakhir adalah adanya perubahan dalam organisasi perusahaan, misalnya seperti restrukturisasi, merger atau penggabungan, atau pemecahan perusahaan.
Hal tersebut, tentu akan menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran, di antara karyawan. Misalnya, manajemen di organisasi perusahaan yang baru, ingin status karyawan disamaratakan kembali, dan lainnya.
Nah, dari situ perubahan organisasi juga bisa memicu turnover tinggi, ketika karyawan mencari stabilitas atau mencari peluang baru, di perusahaan yang organisasinya lebih jelas dan lebih kuat.
Dampak Negatif dari Turnover yang Tinggi
Jika Anda mendapati tingkat turnover karyawan yang tinggi di perusahaan, maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif pada perusahaan, mulai dari:
- Waktu tim HRD yang terpakai lebih banyak
- Biaya rekrutmen (ruang, konsumsi, gaji lembur dll)
- Pelatihan karyawan baru
- Gangguan budaya perusahaan
- Citra atau image perusahaan menjadi buruk
- Penurunan produktivitas perusahaan sementara, saat mencari pengganti
- Kehilangan pengetahuan dan pengalaman dari karyawan yang keluar
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengelola turnover karyawan dengan baik, dengan memperhatikan kepuasan karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang positif, dan memberikan peluang pengembangan karir dan menjaga kesejahteraan karyawan untuk mengurangi turnover.
Strategi Cara Mengatasi Tingkat Turnover Karyawan yang Tinggi
Lantas, jika tingkat turnover di perusahaan tinggi, tim HR harus apa? Tidak hanya tim HR, di sini semua pihak di perusahaan juga harus mengubah mindset terhadap masalah-masalah turnover tersebut.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan, untuk mengatasi tingkat turnover karyawan yang tinggi di perusahaan:
- Perhatikan kepuasan karyawan: Coba telaah lagi, apa saja faktor faktor yang bisa mempengaruhi kepuasan karyawan. Misalnya kompensasi, kebijakan manajemen, lingkungan kerja, dan peluang pengembangan karir. Dari situ, perusahaan bisa fokus untuk memberikan perhatian yang cukup, untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung.
- Tinjau kebijakan kompensasi: Jangan pilih kasih! Berikan kompensasi yang kompetitif dan adil, misalnya coba evaluasi lagi besaran gaji dan tunjangan, agar sesuai dengan kontribusi mereka.
- Fokus pada pengembangan dan peluang karir: Tidak hanya butuh uang, karyawan juga butuh peluang untuk naik jabatan dan jenjang karir. Jadi, sediakan jalur karir yang jelas dan peluang pembelajaran yang baik.
- Tingkatkan komunikasi internal: Perbaiki komunikasi, antara manajemen dan karyawan karena sangat penting untuk kesehatan hubungan kerja.
- Evaluasi dan memperbaiki budaya perusahaan: Perusahaan boleh buat kebijakan sendiri, tapi pastikan lagi bahwa nilai-nilai perusahaan, kebijakan, dan praktik mendukung kesejahteraan dan kepuasan karyawan.
- Tingkatkan program onboarding: Buatlah program onboarding yang kuat dan efektif, untuk membantu para karyawan baru dan senior beradaptasi dengan perusahaan.
- Lakukan survei keluar: Jangan biarkan karyawan pergi tanpa pamit dan memberikan alasan yang jelas. Karena perusahaan sangat membutuhkan alasan di balik keputusan mereka untuk resign. Dari informasi tersebut, perusahaan bisa menilai dan perbaikan apa saja yang perlu ditargetkan ke depannya.
Banyak juga ya, hal-hal yang harus dilakukan untuk mengatasi turnover yang tinggi! Tapi tenang, karena saat ini tim HR bisa mengelola karyawan dengan mudah menggunakan software HR lho.
Nah, untuk software HR terbaik yang direkomendasikan, Anda bisa pilih Nusawork! Software HR Nusawork, merupakan platform manajemen SDM yang dapat membantu Anda dalam mengelola karyawan dan meningkatkan retensi dengan mengurangi tingkat turnover.
Bagaimana cara kerjanya? Nusawork bisa membantu tim HR, mulai dari menganalisis penyebab turnover, memantau kinerja karyawan, membuatkan perencanaan pengembangan karyawan, manajemen kompensasi, pengelolaan kehadiran atau absensi, pengelolaan kesejahteraan karyawan, hingga, mengelola program penghargaan, untuk meningkatkan kepuasan karyawan.
Tidak hanya itu, Nusawork juga bisa memudahkan pekerjaan HR, mulai dari tracking semua data karyawan secara real time, data kinerja sesuai KPI-nya, menghitung gaji, hitung BPJS, pajak, dan lain sebagainya.
Untuk kecepatan dan keakuratan, Nusawork juga bisa diandalkan, karena software HR ini sudah dijamin aman terkendali, dan mampu bersaing dengan software HR lainnya!